Sunday 23 May 2010

KECERDASAN FINANSIAL

Kecerdasan finansial adalah bagaimana memenej dan mengendalikan perputaran aset dengan sebaik-baiknya. Pengeluaran sebanding dengan pendapatan. Bisa juga dikatakan pendapatan lebih besar dari pengeluaran. Kecerdasan ini biasa dikenal dengan Financial Quotient. Selain ada beberapa macam kecerdasan, kecerdasan finansial ini terkait dengan emosional dan spiritual serta memiliki daya tarik tersendiri bagi enterpreneur, maupun para pebisnis.

Disimak dalam sejarah, dapat ditelusuri kecerdasan finansial ini dalam kisah Abdurrahman bin Auf. yah, Abdurrahman bin Auf berimigrasi dari tanah airnya Makkah ke Madinah tanpa bekal apa pun, tangan kosong. Hanya satu tekad dalam hatinya, menemukan tempat terbaik. Setiba di Madinah dia ditawarkan kekayaan yang berlimpah. Namun apa yang dia katakan dari lubuk hati paling dalam, dengan sikap optimis dan jiwa berani gagal dia berkata :

"Tunjukkanlah aku dimana pasar kota Madinah"

Ternyata dia mengetahui dimana letak emas tersembunyi, yaitu pasar Madinah.

Berani gagal, berani pergi ke pasar. Hanya itu yang ada di dalam benaknya. Tekad telah bulat meski hanya bermodal baju yang dikenakan, serta debu yang menempel di tubuh setelah melakukan perjalanan hijrah selama tiga hari.

Abdurrahaman bin Auf, lebih memilih barang yang bersifat produktif di pasar Madinah daripada harus menjadi konsumen kekayaan orang lain, kekayaaan saudaranya Sa'ad bin Rabi'.

Sahabat Nabi yang berdikari ini dapat memilah tujuan produktif dan konsumtif.

Nah, selepas beberapa minggu, Abdurrahman bin Auf kembali ke hadapan Rasulullah dengan senyum mengembang dari bibirnya. Mengenakan pakaian baru dan semerbak harum minyak wangi tercium dari dirinya. Sambil berkata : "Wahai Rasulullah, aku telah menikah!" seorang wanita Anshar kini sedang mendampinginya. Maharnya emas seberat biji kurma, senilai Rp. 300 ribu.

Satu hari, dia dapat bersedekah sebanyak 40.000 dinar emas setara dengan Rp 4,8 M. Angka yang fantastik, dua kali omzet kekayaan aa Gym dalam dua bulan.

Bukan hanya sejarah sahabat Nabi berbicara tentang kecerdasan finansial. Al-Quran pun telah mengabadikan kecerdasan finansial.

Perhatikan kisah nabi Yusuf ini.

"Yusuf, hai orang yang kredibel." Ujar pelayan kerajaan dengan lemah lembut. "Terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh biji (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali ke hadapan raja, agar mereka mengetahuinya."

Sapi dan gandum, boleh dikatakan peternakan dan pertanian. semacam aset yang produktif bukan barang liabilitas.
Peternakan sebagai aset yang memberikan manfaat dari susu, daging, serta perkembangbiakan.
Begitu pun pertanian sebagai aset kebutuhan pokok.

Yusuf yang terlihat kumuh serta compang-camping karena bertahun-tahun di dalam penjara, dia berkata dengan percaya diri : "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan."

Nabi Yusuf meminta penduduk kerajaan agar menunda kesenangan. Disesuaikan pendapatan ladang dengan pengeluaran selama empat belas tahun lamanya.
Sebuah manajemen keuangan berjangka empat belas tahun pada masa itu. Sungguh mengalir kecerdasan finansial nabi Yusuf ini.

Nabi Yusuf melanjutkan : "Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan."

Kesulitan itu ada, kekeringan itu datang.
nah, saatnya menikmati hasil.

"Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur."

Krisis pangan selama tujuh tahun telah berlalu. Sekarang, penduduk kerajaan dapat menikmati kestabilan ekonomi, aktifitas perdagangan kembali normal.

Tidak asing bagi anda, pada akhirnya nabi Yusuf mempromosikan diri sendiri agar diangkat menjadi menteri ekonomi kerajaan Mesir.

Nabi Yusuf dengan bekal kecerdasan finansial, dia dapat memenej sirkulasi keuangan dengan baik. Serta membawa kejayaan dalam kemakmuran ekonomi dan kestabilan politik.