Thursday 22 April 2010

BAHASA ... SENJATA PENAKLUK DUNIA

“Kami tidak mengutus seorang Rasul, melainkan dengan bahasa kaumnya.” (Q.S. Ibrahim : 4)

Perhatikanlah! Kisah antara Rasulullah dengan pemuda Zaid bin Tsabit.

“Wahai Zaid, belajarlah bahasa Ibrani! Sungguh aku gundah menyewa orang Yahudi untuk menulis surat-suratku.” Ujar Nabi saw. “Baiklah wahai Rasulullah” Ucap Zaid optimis menjawab perintah Nabi saw.

Pemuda Zaid berusia 17 tahun meng-iya-kan, padahal dia tak mengerti sekata pun bahasa Ibrani. Dia bersungguh-sungguh, siang-malam mempelajari bahasa Ibrani. Selepas 14 hari dia telah menguasainya. Fantastik !!! Zaid telah membaca-menulis-menerjemahkan setiap surat berbahasa Ibrani dari/untuk Nabi saw.

Suatu hari Rasulullah bertanya kembali ke Zaid: “Apakah engkau pandai berbahasa Suryani?” Zaid menjawab: “Tidak.” Rasul bersabda kepada Zaid: ”Pelajarilah bahasa Suryani!” Berselang 17 hari, Zaid telah cas cis cus berbahasa Suryani.

Zaid bin Tsabit adalah penerjemah Rasulullah saw. Tiada komputer, tanpa audio-visual, belajar otodidak, dalam waktu sebulan Zaid telah menguasai 2 bahasa. Bahasa Ibrani dan Suryani.

*******

Belajar bahasa adalah sesuatu yang menarik. Dengan mengerti bahasa suatu bangsa Anda akan mendapat kepuasan batin, dihormati oleh pemilik bahasa itu. Berbicara dengan orang asing menggunakan bahasanya, dia akan antusias sekali menanggapi. Dia akan tersenyum senang dan puas. Menguasai bahasa suatu bangsa, anda akan terhindar dari tipu dayanya. Dapat memahami sosial masyarakat serta kebudayaan bangsa tersebut melalui linguistik.

Bagi Muslim, mempelajari bahasa Arab adalah suatu jalan memahami agamanya. memahami isi Al-Quran maupun mengerti pesan Nabi Muhammad saw.

Belajar bahasa itu gampang. Al-Farabi menguasai 70 bahasa dunia, Zaid bin Tsabit menguasai 3 bahasa; Arab, Ibrani, dan Suryani. Mayoritas ilmuwan Muslim klasik menguasai minimal 2 bahasa. Karena bahasa adalah kunci ilmu pengetahuan.

Soekarno yang masa muda penyakitan, alias suka sakit. Presiden pertama Indonesia. Pemuda yang energik dan berani melawan penjajah. Dia menguasai lima bahasa. Pada jaman itu tidak ada mp3 atau komputer untuk memudahkan percepatan menguasai bahasa. Karena memang belajar bahasa itu mudah dia dapat mempelajari lima bahasa dalam keterbatasan sarana.

Menguasai bahasa Belanda ketika naik kapal laut selama berlayar menuju Belanda. Siapa pemuda itu, Agus Salim. Dia menguasai sedikitnya 9 bahasa asing.

Seorang pemuda berusia 24 tahun menguasai 36 bahasa asing. Bagi dia belajar bahasa asing bagai menemukan mutiara yang terpendam.

Nah, belajar bahasa yuk !!! Karena bahasa itu mudah, karena bahasa itu mempunyai kemiripan.

Monday 19 April 2010

MERANTAULAH !!! DAN RAIH SUKSES

Rasulullah saw bersama Abu Bakar memulai Hijrah pada malam hari. Kita namakan Hijrah ini sebagai merantau. Meninggalkan tanah kelahiran menuju tanah baru, tanah yang lebih baik dan lebih menjanjikan.

Pada pagi hari, kafir Quraisy tidak menemukan Rasulullah ditempat tidurnya. Mereka kecewa karena rencana yang telah dipersiapkan untuk menghalangi Rasulullah Hijrah telah gagal. Sebaliknya, posisi tempat tidur Rasulullah digantikan oleh Ali bin Abi Thalib, sepupu Rasul.

Rasulullah bersama Abu Bakar bersembunyi di dalam goa Tsaur menghindari kejaran kafir Quraisy. Jikalau saja pasukan kafir Quraisy menundukkan pandangan ke bawah goa, maka mereka akan dapat melihat Rasulullah dan Abu Bakar. Namun ALLAH berkehendak lain.

Rasulullah dan Abu Bakar memilih jalan yang jarang dilalui manusia, gunung-gunung bebatuan tajam, bukit-bukit tinggi nan terjal, serta jurang yang sangat dalam. Sebagai strategi menghindari kejaran kafir Quraisy.

Selama sembilan hari melakukan perjalanan Hijrah ini, akhirnya Rasulullah saw bersama Abu Bakar tiba di Madinah. Penduduk Madinah menyambut dengan bahagia dan suka-cita kedatangan beliau. Tempat pertama kali yang dipijak Nabi saw saat ini menjadi Masjid Nabawi.

*******

Sejarah membuktikan bahwa para perantau adalah pribadi-pribadi sukses. Sukses dunia ataupun sukses akhirat.

Salman Al-Farisi merantau dari Persia, melepas kekayaan dan kewibawaan Kisra, menuju Madinah untuk mencari kenabian Muhammad saw. Maka dia sukses di akhirat.

Abdurrahman bin Auf merantau dari Makkah ke Madinah, dia pun mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat bersamaan. Kesuksesan dunia sebagai saudagar kaya raya di kota Madinah. Kesuksesan akhirat dengan bersedekah dari kekayaan serta bebas untuk melaksanakan ajaran Islam yang sebelumnya tertindas di Makkah.

Kisah nabi Yusuf yang merantau dari Palestina akhirnya menetap di Mesir. Di negeri rantauan ini pada zaman raja Al-Aziz, Nabi Yusuf menjadi menteri keuangan Mesir. Dibawah manajemen beliau Mesir menjadi kerajaan makmur sentosa.

Pemimpin bangsa adalah para perantau. Agus salim merantau dari Padang menuju Jakarta. Soekarno adalah pemimpin yang suka merantau. Blitar, Tulungagung, Surabaya, Bandung, dan Jakarta adalah tempat yang pernah disinggahinya.

Merantau membentuk pribadi mandiri, percaya diri, berani, aktif, dapat memilah mana yang harus didahulukan untuk dikerjakan, serta peka pada hal-hal bermanfaat.

Anda ingin sukses. Merantaulah! Dan dapatkan kesuksesan dunia dan akhirat.

Saturday 17 April 2010

PERCAYALAH KEPADA ALLAH

ALLAH memerintahkan kepada Musa: "Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli."

Firaun mengumpulkan pasukan dan berkata dengan angkuh kepada menteri-menterinya: "Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil, sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga."

Musa dan para pengikutnya keluar dari negeri Mesir. Tapi Firaun dan bala tentaranya dapat menyusul mereka di waktu matahari terbit (pagi hari).

Maka kedua golongan itu saling memandang dari kejauhan, berkatalah pengikut-pengikut Musa dengan rasa ketakutan dan kekuatiran tinggi, karena melihat bala tentara yang siap menebas leher mereka: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul."

Lautan terhampar di depan, namun Musa menjawab dengan tenang: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku."

Dalam keadaan bingung, takut, gelisah, wajah pucat, terdengar suara histeris perempuan dan anak-anak. Kemudian ALLAH mewahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar. Selamatlah Musa dan pengikutnya, namun hancur lebur Firaun beserta bala tentaranya.

*******

“Aku menurut prasangka hamba-KU kepada-KU.” begitu kira-kira bunyi Hadits Qudsi. Maknanya, percayalah kepada ALLAH, maka ALLAH akan menolong Anda. Berprasangka positif maka hasil yang didapat adalah hasil positif.

Prasangka itu bagaikan bercermin. Berprasangka baik, maka yang didapat adalah kebaikan. Berprasangka buruk maka yang diperoleh keburukan. Karena hukum alam adalah hukum timbal-balik, hukum sebab-akibat.

Percaya kepada ALLAH, berprasangka baik kepada-NYA. Sebagaimana kisah nabi Musa, di saat dalam keadaan kritis serta ketakutan dia tetap percaya kepada ALLAH: “Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." Perhatikan, percaya tanpa batas adalah keyakinan yang bersumber dari keimanan kepada ALLAH.

Percayalah kepada ALLAH. Karena sesuatu tidak akan menyelakakan Anda kecuali yang telah ditetapkan oleh-NYA. Begitu juga sesuatu tidak akan memberi Anda manfaat kecuali yang telah dituliskan oleh-NYA.

Percayalah kepada ALLAH. Karena api dapat menjadi dingin, kisah Ibrahim. Air keluar dari bebatuan, kisah Ismail. Kenabian diutus dari keluarga kafir, kisah Musa.

Percayalah kepada ALLAH. Hidup Anda akan sukses, sejuk, damai, bahagia, tentram, dan tenang.

Monday 12 April 2010

TUNJUKKANLAH AKU DIMANA PASAR

Kisah Abdurrahman bin Auf. Dia pindah dari tanah airnya-Makkah ke Madinah, tanpa bekal apa pun, tangan kosong. Hanya satu tekad dalam hatinya, menemukan tempat terbaik. Istilahnya modal dengkul. Setiba di Madinah dia ditawarkan kekayaan yang berlimpah. Namun apa yang dia katakan dari lubuk hatinya yang paling dalam, dengan sikap optimis dan tidak takut gagal dia berkata :

"Tunjukkanlah aku dimana pasar kota Madinah"

Berani gagal, berani pergi ke pasar. Hanya itu yang ada di dalam hatinya, tekad telah bulat meski hanya bermodal baju yang dikenakan, serta debu yang menempel di tubuh setelah melakukan perjalanan Hijrah selama tiga hari.

Abdurrahman bin Auf, lebih memilih barang yang bersifat produktif dari pasar Madinah daripada hanya menjadi konsumen kekayaan orang lain, kekayaaan saudara Sa'ad bin Rabi'.

Sahabat Nabi ini dapat memilah tujuan produktif dan konsumtif.

Nah, selepas beberapa minggu, Abdurrahman kembali ke hadapan Rasulullah saw dengan senyum mengembang dari bibirnya. Pakaian baru dan semerbak harum minyak wangi dari dirinya, sambil berkata : "Wahai Rasulullah, aku telah menikah!" Seorang wanita Anshar kini sedang mendampinginya. Maharnya emas seberat biji kurma, kurang lebih senilai Rp. 300 ribu.

Satu hari, dia dapat bersedekah sebanyak 40.000 Dinar emas. Setara dengan Rp 4,8 M, angka yang fantastik, dua kali omzet kekayaan Aa Gym selama dua bulan.

*******

Sebuah kisah yang menginspirasikan anda bahwa spiritual itu tidak bertentangan dengan pencapaian finansial. Setelah melakukan perjalanan panjang Hijrah (spiritual) Abdurrahman bin Auf pun tetap mencari kepuasan finansial dengan pergi ke pasar Madinah. Karena memang Islam adalah spiritual dan finansial, kedua-duanya tidak dapat dipisahkan. Seperti tangan kanan dan kiri, keduanya saling terkait satu sama lain.

Dalam kisah ini pun, memberi hikmah agar melatih kecerdasan finansial setiap masing-masing individu. Terutama dalam hal memilah dan memilih barang yang bersifat produktif dan barang yang malah bersifat konsumtif. Barang produktif adalah sesuatu yang dapat memberi manfaat bukan membebani. Karena barang produktif akan terus berkembang, terus melahirkan sesuatu yang baru.

Tak dapat dipungkiri, bahwa kecerdasan finansial menjadikan pribadi-pribadi yang mandiri, tak ingin menjadi benalu, merdeka dalam setiap langkah menentukan pikiran dan jiwa tanpa takut intimidasi dari pihak lain. Dan juga dapat memberi dan terus memberi.